Cerita Gadis Cantik di Wonogiri Jualan Kambing di Pasar, Awalnya Buat Ngusir Bosan Kuliah Daring
Tak semua wanita mau untuk berdesak-desakan dengan kambing di pasar hewan.
Namun gadis cantik asal Wonogiri ini malah sebaliknya.
Dia rela berpanas-panasan dan berdesak-desakan dengan kambing di sela-sela kesibukannya sebagai seorang mahasiswa.
Ya, gadis bernama Candra Dwi Febriani atau biasa dipanggil Yaya ini selama satu tahun terakhir menggeluti profesi sebagai seorang blantik atau pedagang hewan.
Profesi itu dijalaninya setelah perkuliahan di tempatnya belajar menerapkan pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19.
Yaya yang awalnya kuliah di salah satu kampus di Jakarta memutuskan untuk pulang kampung ke Wonogiri.
Selama di Wonogiri, gadis cantik ini dilanda kebosanan selama menjalani kuliah daring.
Hal itulah yang membuat Yaya memilih untuk mengisi waktunya menjadi seorang blantik.
Video Yaya tengah berpanas-panasan menjual kambing di pasar viral setelah diunggah di akun TikTok @candradff.
Dihubungi wartawan Tribunnews.com, Yaya mengaku cukup menikmati profesinya sebagai blantik kambing.
Baginya, yang terpenting adalah bisa membagi waktu antara kuliah dan menjadi blantik.
"Pandai-pandai membagi waktunya, memang susah bagi waktunya. Jadi, harus disesuaikan," ucapnya kepada Tribunnews.com, Rabu (24/11/2021).
Sosok Candra Dwi Febriani
Candra Dwi Febriani atau akrab disapa Yaya ini merupakan perempuan asal Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.
Ia menjadi mahasiswi semester tujuh jurusan Bahasa Indonesia salah satu universitas di Jakarta.
Yaya adalah anak kedua dari dua bersaudara.
Dia dapat berjualan kambing karena sosok ayahnya yang sudah lebih dulu jadi belantik kambing dan sapi.
Ia ikut ayahnya berjualan kambing sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA)
Hingga kini, ia bisa berjualan kambing sendiri selama masih belajar secara daring di Wonogiri.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Yaya mengatakan, jualan kambing ketika masa pandemi Covid-19.
Tepatnya, setelah ditetapkan adanya pembelajaran secara daring.
"Semenjak kampus menetapkan jarak jauh, saya ke Wonogiri."
"Sekarang di Wonogiri, pekerjaannya jualan kambing saja, kalau Bapak jualannya kambing sama sapi," katanya kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Rabu (24/11/2021).
Lebih lanjut, Yaya mengungkapkan, bisa berjualan kambing karena belajar dari ayahnya.
"Awal mulanya, kan ayah saya pedagang kambing dan sapi sudah lama."
"Selama kuliah daring, merasa bosan mau ngapaian lagi, jadi ikut bapak jualan ke pasar," kata perempuan berusia 21 tahun ini.
Yaya berjualan kambing setiap lima hari sekali di Pasar Purwantoro, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri.
Dalam sehari, kata Yaya, dapat menjual lima sampai tujuh ekor kambing.
Ia dapat meraup untung Rp 100 ribu per ekornya.
Harus Bagi Waktu antara Kuliah dan Kerja
Selama bekerja jadi penjual kambing, Yaya harus bisa membagi waktunya.
Apalagi, terkadang waktu kuliahnya bertepatan dengan jadwal ke pasar kambing.
Ia pun memastikan kuliahnya tidak tertinggal dan berusaha mengikuti kuliah secara daring.
"Pernah waktu itu (jadwal) ke pasanya bersamaan dengan kuliah. Jadi saya kuliah dulu, kalau masih ada waktu ke pasar," ungkap Yaya.
"Terkadang jadwalnya pukul 10.00 WIB, nanti ke pasar dulu, barulah ikut kuliah daring," imbuhnya.
Yaya membahkan, harus pandai membagi waktunya agar kuliahnya tetap lancar.
Mengaku Senang Bisa Bantu Orang Tua
Berdasarkan keterangan Yaya, meski harus menyesuaikan waktu kuliah dan kerja, ia tetap senang bisa membantu meringankan beban orang tua.
Hasil jualan kambingnya, dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Rencana uangnya untuk keperluannya sehari-hari."
"Juga untuk mengurangi beban orang tua," ungkapnya.
Ia menambahkan, akan tetap berjualan kambing selama kuliah secara daring.
Apalagi keluarganya mendukung apa yang dilakukan Yaya.
"Keluarga mendukung, dari dulu sudah berkecimpung di dunia ini.
"Ya, alhamdulillah banyak yang komentar positif," ucap Yaya.
Suka Duka
Yaya menjelaskan, suka dan dukanya berjualan kambing.
Dia merasa senang bisa membantu orang tuanya.
"Sukanya dapat membantu orang tuanya."
"Sama bisa menghasilkan uang sendiri dan meringankan beban orang tua," ucapnya.
Di sisi lain, ia harus rela berpanas-panasan ketika jualan kambing.
"Dukanya, rela kepaNAsan karena di pasar, berdesak-desakan dengan kambing," jelasnya.(*)
Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2021/11/25/cerita-gadis-cantik-di-wonogiri-jualan-kambing-di-pasar-awalnya-buat-ngusir-bosan-kuliah-daring?page=4